ANALISIS NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
PERIODE 2010 – 2014
Dosen : Antoni SE,.MM
1EB17
Kelompok : 3
·
Diyan
Sulistiyowati (22216150)
·
Doni Feryal
(22216165)
·
Evita Sania
Yolanda (28216429)
·
Feby Fitriani (22216765)
·
Ghina Nurjihan (23216021)
PEREKONOMIAN INDONESIA
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2016/2017
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2016/2017
Abstrak
Kelompok tiga kelas 1EB17, Neraca Pembayaran Indonesia Periode 2010 – 2014, Universitas
Gunadarma, Jurnal, 6 Maret 2017.
Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran
seberapa besar arus dana internasional yang masuk dan keluar dari negara
tersebut, maka sangat penting bagi negara adanya neraca pembayaran dimana dana
yang masuk dan keluar bisa dihitung dengan seimbang atau balance. Karena neraca
pembayaran merupakan potret keuangan
atau kinerja keuangan yang menggambarkan transaksi ekonomi penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain pada satu periode tertentu misalnya dalam waktu satu
tahun.
Tujuan utama neraca
pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi
keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi
dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan
keputusan bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.
Neraca
pembayaran dibagi kedalam beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara
garis besar transaksi ekonomi internasional terbagi menjadi transaksi dagang,
transaksi unilateral, transaksi pendapatan modal, transaksi penanaman modal
langsung, dan transaksi utang – piutang berjangka
Kata Kunci : Neraca
Pembayaran, Surplus, dan Defisit.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Seiringan
dengan perkembangan bisnis internasional yang maju ini, serta semakin ketatnya
persaingan di dalam dunia bisnis di era globalisasi ini, dimana
teransaksi-transaksi yang bermunculan dalam dunia bisnis internasinoal dapat
menyebabkan uang mengalir dari negara lain, maka suatu negara beserta
penduduknya harus bersaing dengan penduduk negara lain untuk menciptakan
kelancaran aliran dana masuk dari negara luar agar lebih tinggi jiga
dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.
Neraca
pembayaran dapat dijadikan ukuran seberapa besar arus dana internasional yang
masuk dan keluar dari negara tersebut, maka sangat penting bagi negara adanya
neraca pembayaran dimana dana yang masuk dan keluar bisa dihitung dengan seimbang
atau balance. Karena neraca pembayaran potret keuangan atau kinerja keuangan
yang menggambarkan transaksi ekonomi penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain pada satu periode tertentu.
Neraca
pembayaran di Indonesia peranannya sangat penting dalam pengelolaan ekonomi
makro Indonesia, selain dapat dijadikan sebagai barometer dalam mengukur
kemampuan perekonomian nasional dalam menopang transaksi-transaksi
Internasional, terutama yang berhubungan dengan kewajiban pemabayaran utang dan
transaksi ekspor dan impor, neraca pembayaran juga merupakan salah satu
indikator yang mempengaruhi sentimen para pelaku pasar, beserta sejumlah
besaran yang ada dialamnya, seperti transaksi ekspor dan impor barang dan jasa
memiliki peranan penting dalam pembentukan domestik bruto. Oleh karena itu,
sektor ini memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya mendorong
perbaikan ekonomi didalam negeri.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Hasil Penelitian
1. Agar para pembaca dapat mengidentifikasi
neraca pembayaran negara Indonesia periode 2010-2014
2. Alat untuk mengukur struktur dan
komposisi transaksi ekonomi negara Indonesia dengan negara lain
3. Mengukur keadaan perekonomian dan posisi
keuangan negara Indonesia
4. Mengetahui pertumbuhan ekonomi negara
Indonesia
5. Mengetahui laju inflasi negara Indonesia
BAB
II
METODOLOGI
PENELITIAN
2.1.
Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi
indikator yang terdapat dalam neraca pembayaran negara Indonesia periode 2010 –
2014
2.2.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penulisan ini dibuat sejak tanggal 6 Maret 2017
sampai dengan tanggal 12 Maret 2017. Penulisan ini tidak terkait dengan tempat
karena berupa penulisan kepustakaan.
2.3.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini
adalah pengamatan dan analisis isi. Data – data diambil dari referensi yang
diambil dari sumber media elektronik seperti buku, internet, jurnal ilmiah, dan
majalah.
2.4.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah penulis dan dibantu
oleh tabel yang akan digunakan untuk mengidentifikasi indikator yang terdapat
dalam neraca pembayaran negara Indonesia periode 2010 – 2014
Tabel 1
NERACA PEMBAYARAN
|
||||||
Transaksi Berjalan
|
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
Neraca Perdagangan ($)
|
22.116 Jt
|
26.061 jt
|
- 1.669 Jt
|
-4.077 Jt
|
- 1.886 Jt
|
|
Neraca Jasa ($)
|
6.9 M
|
8 M
|
8.2 M
|
8.9 M
|
9.8 M
|
|
Neraca Transaksi Unilateral
|
68.6 M
|
68.71 M
|
69.06 M
|
69.61 M
|
75.7 M
|
|
Rekening Modal
|
Transaksi Modal & Finansial (USD)
|
7 M
|
6.9 M
|
7.3 M
|
7.2 M
|
8.6 M
|
PMDN (Rp)
|
60.626.30 M
|
7600.7 M
|
92.182.00 M
|
128.150.60 M
|
156.126.27 M
|
|
PMA ($)
|
16.214.8
|
19.774.5
|
24.564.7
|
28.617.5
|
28.529.7
|
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
analisis. Proses yang dilakukan adalah meliputi pengumpulan data dan
menganalisis data tersebut.
Penetapan
Kriteria aspek yang akan diteliti yakni :
1. Neraca
perdagangan, neraca jasa, dan neraca transaksi unilateral yang terdapat didalam
transaksi berjalan pada periode 2010 – 2014
2. Transaksi
modal & finansial, penanaman modal dalam negri, dan penanaman modal asing
yang terdapat dalam rekening modal pada periode 2010 - 2014
BAB III
HASIL PENELITIAN
3.1.
Analisis dan Interpretasi Data
Dalam bab ini
data – data yang sudah di deskripsikan pada bab sebelumnya akan dianalisis dan
di interpretasi. Hasil analisis dan
interpretasinya adalah sebagai berikut;
3.1.1. Transaksi Berjalan
3.1.1.1. Neraca Perdagangan
Neraca
perdagangan atau neraca ekspor – impor adalah perbandingan antara nilai ekspor
dan impor suatu negara pada periode tertentu, dan diukur dengan mata uang yang
berlaku. Neraca yang bersifat positif artinya terjadi surplus perdagangan jika
nilai ekspor lebih tinggi daripada nilai impor, dan apabila neraca yang
bersifat negatif artinya terjadi defisit perdagangan jika nilai impor lebih
tinggi daripada nilai ekspor.
Data yang ada
didalam neraca perdagangan tersebut adalah selisih atau perbandingan antara
nilai ekspor dan impor. Pada tahun 2010 terjadi surplus dan menunjukkan angka
$22.116 juta, selanjutnya pada tahun 2011 tetap terjadi surplus dan mengalami
peningkatan sampai dengan $26.061 juta, kemudian pada tahun 2012 terjadi
defisit hingga bersifat negatif dan mencapai angka $-1.669 juta, lalu pada
tahun 2013 tetap terjadi defisit hingga mencapai angka $-4.077 juta, dan yang
terakhir pada tahun 2014 tetap mengalami defisit hingga $-1.886 juta.
3.1.1.2. Neraca Jasa
Neraca jasa adalah ikhtisar atau ringkasan yang
menunjukkan penerimaan dan pengeluaran devisa serta selisihnya karena
penerimaan dan pemberian jasa, seperti perjalanan luar negri, pengangkutan,
asuransi bunga, keuntungan, upah tenaga atau pekerja asing yang bekerja di
Indonesia.
Berdasarkan data yang terdapat
pada bab sebelumnya, ringkasan penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi pada Neraca jasa selalu mengalami defisit,
dengan kecenderungan yang semakin membesar selama lima tahun terakhir. Nilai
defisitnya adalah : USD 6.9
miliar (2010),
USD 8
miliar (2011),
USD 8.2
miliar (2012),
USD 8.9
miliar (2013), dan USD 9.8 miliar (2014). Tercatat Defisit
terbesar pada tahun 2014.
3.1.1.3. Neraca Transaksi Unilateral
Transaksi
unilateral adalah transaksi searah. artinya, transaksi yang terjadi tanpa ada
kontrak transaksi lainnya. Misalnya, pengiriman hadiah, pengiriman
bantuan-bantuan bencana alam, pendidikan, dan sosial. Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan ke
negara lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika
suatu negara menerima hadiah atau bantuan dari negara lain, termasuk dalam
transaksi kredit. Yang tergolong dalam
transaksi unilateral adalah hadiah, bantuan, dan transfer unilateral.
Dari data transaksi pada bab
sebelumnya jelas bahwa Indonesia pada saat periode 2010-2014 mendapat bantuan
dana dengan kenaikan yang diterima, seperti berikut; USD 68.60 miliar (2010),
USD 68.71 miliar (2011), USD 69.06 miliar (2012), USD 69.61 (2013), dan USD
75.7 miliar (2014).
3.1.2. Rekening Modal
3.1.2.1.
Transaksi Modal dan Financial (USD)
Transfer
modal meliputi transfer in kind berupa transfer kepemilikan aktiva tetap
(misalnya hibah investasi), pengampunan (forgiveness) atas kewajiban
yang diberikan kreditur berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, dan transfer
tunai yang dikaitkan dengan pembelian/penjualan aktiva tetap oleh salah satu
atau kedua pihak yang bertransaksi. Tidak seperti transfer berjalan, transfer
modal tidak secara langsung terkait dengan proses produksi dan konsumsi.
Transfer
modal diklasifikasikan ke dalam dua sektor institusional, yaitu pemerintah dan
sektor lainnya. Transfer modal sektor pemerintah terdiri dari pengampunan
hutang (debt forgiveness) dan transfer lainnya. Transfer modal sektor
lainnya terdiri dari transfer migran (migrants’ transfers),
pengampunan hutang (debt forgiveness), dan transfer lainnya (other
transfers). Transaksi finansial
mencakup semua transaksi yang terkait dengan perubahan kepemilikan aset dan
kewajiban finansial luar negeri suatu ekonomi dalam suatu periode.
Komponen-komponen dalam transaksi finansial dapat diklasifikasikan berdasarkan
kategori fungsional atau tipe investasi, aset dan kewajiban, instrumen
investasi, sektor, atau jangka waktu (berdasarkan original maturity)
instrumen finansial.
Neraca
transaksi modal dan finansial memperlihatkan kondisi yang fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir, karena setiap
tahunnya mengalami penurunan dan kenaikan yang pasang surut. Bisa di perhatikan USD 7 miliar (2010),
turun
menjadi USD 6.9 miliar (2011), lalu mengalami kenaikkan USD 7.3
miliar (2012), kemudian
mengalami penurunan kembali
USD 7.2
miliar (2013). Pada tahun 2014, posisinya kembali mengalami kenaikkan atau surplus sebesar USD 8.6 miliar.
3.1.2.2.
Penanaman Modal Dalam Negeri (Rp)
Dalam
Undang-Undang no 6 tahun 1968 dan Undang - Undang nomor 12tahun 1970
tentang Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN), disebutkan terlebih dulu definisi modal dalam
negeri pada pasal 1, yaitu sebagai berikut:
a)
Undang-undang ini dengan “modal dalam negeri” adalah : bagian dari
kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak
dan benda-benda, baik yang dimiliki Negara maupun swasta asing yang
berdomosili di Indonesia yang disisihkan atau
disediakan guna menjalankan suatu usaha sepanjang modal
tersebut tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan pasal 2 UU No. 12 tahun 1970
tentang penanaman modal asing.
b)
Pihak swasta yang memiliki modal dalam negeri tersebut dalam ayat 1 pasal ini
dapat terdiri atas perorangan dan/ atau badan hukum yang didirikan berdasarkan
hukum yang berlaku di Indonesia. Kemudian dalam Pasal 2 disebutkan bahwa, Yang
dimaksud dalam Undang- Undang ini dengan
“Penanaman Modal Dalam Negeri”
ialah penggunaan daripada kekayaan seperti tersebut dalam pasal 1, baik secara
langsung atau tidak langsung untuk menjalankan usaha menurut atau berdasarkan
ketentuanketentuan Undang-Undang ini.
Kriteria
Perusahaan Penanaman Modal Negeri yang mendapatkan fasilitas antara lain:
a)
Menyerap banyak tenaga kerja
b)
Termasuk skala prioritas tertinggi
c)
Melakukan alih teknologi
d)
Melakukan industri pionir
e)
Menjaga kelestarian lingkungan hidup
Penanaman modal, penanaman
uang atau modal dalam suatu usaha dengan tujuan
memperoleh keuntungan dari usaha tersebut.
Investasi sebagai wahana dimana dana ditempatkan dengan harapan untuk dapat
memelihara atau menaikkan nilai atau memberikan hasil yang positif. Hasil data
menunjukkan Rp. 60.626.30 miliar (2010), dan mengalami penurunan menjadi Rp.
7600.7 miliar (2011), pada tahun selanjutnya keuntungan modal mengalami
kenaikkan dari 2012-2014, dengan data sebagai berikut; Rp. 92.182.00 miliar
(2012), Rp 128.150.60 miliar (2013), dan Rp. 156.126.27 miliar (2014).
3.1.2.3. Penanaman Modal Asing (S)
Penanaman
modal asing merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh pihak asing dalam rangka menanamkan modalnya disuatu
negara dengan tujuan untuk mendapatkan laba melalui penciptaan suatu produksi
atau jasa.
Penanaman modal
asing di Indonesia dapat dilakukan oleh pihak asing/perorangan atau badan hukum
ke dalam suatu perusahaan yang seratus persen diusahakan oleh pihak asing atau
dengan menggabungkan modal asing itu dengan modal nasional. Untuk hasil laba yang diterima Indonesia mengalami
surplus dari 2010-2013, namun mengalami penurunan yang diterima pada tahun
2014. Untuk rinciannya sebagai berikut; 16.214.8 $ (2010), 19.774.5 $ (2011),
24.564.7 $ (2012), 28.617.5 $ (2013), dan mengalami fluktuatif 28.529.7 $
(2014).
3.2. Faktor-Faktor
dan Alasan yang Mempengaruhinya
2010
·
Triwulan I:
-
Beberapa
indikator makroekonomi di sebagian negara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang,
negara-negara kawasan Uni Eropa juga terus memperlihatkan perbaikan.
-
Menguatnya
permintaan dunia, seiring dengan pemulihan perekonomian global, mempengaruhi kenaikan harga beberapa
komoditas ekspor nonmigas utama dan harga minyak.
Alasan: Ekspor nonmigas
mencatat laju pertumbuhan yang terus meningkat seiring dengan perkembangan
perekonomian global yang terus membaik, terutama pada wilayah Asia yang tumbuh
sangat pesat. Di sisi lain, permintaan domestik yang meningkat sebagai refleksi
dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan kenaikan kebutuhan bahan baku ekspor
yang berasal dari impor mendorong laju pertumbuhan impor meningkat lebih tinggi
dari pertumbuhan ekspor. Kondisi ini menyebabkan kinerja transaksi berjalan
mencatat surplus yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Sekalipun
demikian, transaksi berjalan masih membukukan surplus yang cukup tinggi akibat
adanya penyusutan defisit pada neraca jasa dan pendapatan ditengah penurunan
surplus pada neraca perdagangan minyak dan gas dan neraca transfer berjalan.
·
Triwulan II:
-
Proses
pemulihan ekonomi yang diperkirakan terus berlanjut dan semakin menunjukkan
kemajuan yang signifikan. Hal tersebut tercermin pada pertumbuhan ekonomi
beberapa negara yang merupakan mitra dagang utama Indonesia, seperti Amerika
Serikat, Jepang, dan Singapura. Implementasi kebijakan fiskal yang ketat di
Eropa dan upaya otoritas moneter Cina untuk menahan laju pertumbuhan ekonominya
terlihat belum berdampak negatif terhadap kinerja ekspor
-
Permintaan
dunia yang terus menguat mempengaruhi kenaikan harga beberapa komoditas ekspor
nonmigas utama dan harga minyak. Perkembangan
harga gas (LNG) juga bergerak searah dengan pergerakan harga minyak selama
periode laporan.
Alasan: Transaksi dipengaruhi oleh membaiknya kinerja
neraca perdagangan nonmigas, neraca pedagangan gas, dan neraca transfer
berjalan. Terus berlanjutnya perbaikan ekonomi dunia, khususnya pada negara
mitra dagang utama Indonesia, mendorong akselerasi ekspor lebih tinggi
dibandingkan laju impor nonmigas pada triwulan sebelumnya.
·
Triwulan III:
-
Proses
perbaikan ekonomi dunia yang terus berjalan menyebabkan ekspor nonmigas terus
meningkat. Cina dan India yang mencatat pertumbuhan ekonomi paling tinggi di
antara mitra dagang utama Indonesia memberikan dampak positif bagi akselerasi
ekspor nonmigas Indonesia, khususnya komoditas berbasis SDA.
-
Permintaan
dunia yang terus tumbuh menyebabkan harga beberapa komoditas utama ekspor
Indonesia, seperti CPO dan tembaga, mengalami peningkatan.
-
Meskipun
produksi minyak menurun, namun pelepasan stok minyak yang tersedia dapat
mendorong kenaikan volume ekspor minyak di periode laporan.
-
Membaiknya
kondisi makroekonomi Indonesia yang disertai dengan nilai tukar yang cenderung
stabil
Kondisi ini menjadi
salah satu pendorong derasnya arus masuk modal asing dalam bentuk investasi
portofolio.
Alasan: Karena Kontributor utama peningkatan tersebut
berasal dari surplus komponen investasi portofolio dan investasi langsung.
·
Triwulan IV:
-
Proses perbaikan
ekonomi dunia, terutama mitra dagang utama Indonesia, yang terus berjalan
menyebabkan ekspor nonmigas terus meningkat. China dan India masih mencatatkan
pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara mitra dagang utama Indonesia sehingga
memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan ekspor nonmigas Indonesia,
khususnya komoditas berbasis SDA.
-
Permintaan dunia yang
semakin tumbuh pesat dan adanya kendala faktor perubahan cuaca yang ekstrim
menyebabkan gangguan pasokan sehingga harga beberapa komoditas utama ekspor
Indonesia, seperti CPO, tembaga, dan karet, mengalami kenaikan tajam.
-
Membaiknya kondisi
makroekonomi Indonesia yang disertai dengan nilai tukar yang cenderung stabil. yang masih menarik
menyebabkan investasi di Indonesia menjadi relatif menarik dibandingkan negara berkembang.
Kondisi ini menjadi salah satu pendorong derasnya arus masuk modal asing dalam
bentuk investasi portofolio.
Alasan: Berkat kinerja transaksi berjalan ditopang oleh
kenaikan ekspor nonmigas yang melampaui kenaikan impor nonmigas, seiring dengan
terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi global serta membaiknya harga
sejumlah komoditas ekspor unggulan. Sementara itu, transaksi modal dan keuangan
mengalami kenaikan surplus yang sangat signifikan, terutama berasal dari
surplus pada komponen investasi langsung dan investasi lainnya. Sejalan dengan
perkembangan NPI dimaksud, jumlah cadangan devisa pada akhir periode naik dan
mencapai posisi tertinggi.
2011
·
Triwulan I:
-
Harga
komoditas yang masih meningkat, serta
proses perbaikan ekonomi dunia yang masih berlangsung mendorong pertumbuhan
total ekspor tetap tinggi.
-
Pertumbuhan
ekonomi cukup tinggi, yang didukung oleh
pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang cukup tinggi pula. Perkembangan ini mendorong
berlangsungnya akselerasi pertumbuhan impor nonmigas.
-
Penurunan
produksi minyak yang terjadi di tengah konsumsi BBM yang relatif tinggi
menyebabkan kebutuhan impor minyak meningkat. Kenaikan volume impor minyak,
disertai oleh harga minyak di pasar internasional yang juga terus naik,
memberikan andil terhadap kenaikan defisit neraca perdagangan minyak.
-
Di
sisi lain, terjaganya stabilitas kondisi makroekonomi Indonesia, prospek bisnis
ke depan yang baik, dan imbal hasil investasi dalam aset rupiah yang relatif
menarik dibandingkan negara berkembang, mendorong arus masuk modal asing dalam
bentuk investasi portofolio dan investasi langsung tetap deras. Hal ini juga
berimplikasi pada apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Alasan: Karena penguatan surplus transaksi berjalan di
triwulan laporan tertahan oleh tingginya transaksi impor terutama impor produk
minyak akibat produksi minyak yang menurun dan konsumsi bahan bakar minyak
(BBM) yang meningkat di tengah harga minyak di pasar internasional yang masih
cenderung naik. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial terutama
ditopang oleh arus masuk modal jangka panjang (PMA) dan investasi portofolio
yang meningkat.
·
Triwulan II:
-
Volume
perdagangan dunia dan harga komoditas internasional yang tinggi mendorong
kinerja ekspor di triwulan laporan
-
Perkembangan
permintaan domestik ini, ditambah dengan berlanjutnya penguatan nilai tukar
rupiah, mendorong akselerasi pertumbuhan impor nonmigas.
-
Penghentian produksi secara tidak terduga
(unplanned shutdown) dan penurunan kinerja sumur secara alamiah menyebabkan
produksi minyak nasional turun. Penurunan
produksi minyak yang terjadi di tengah konsumsi BBM yang relatif tinggi
menyebabkan kebutuhan impor minyak meningkat. Kenaikan volume impor minyak,
disertai oleh harga minyak di pasar internasional yang juga terus naik,
memberikan andil terhadap kenaikan defisit neraca perdagangan minyak.
-
Kombinasi
faktor penarik dari dalam negeri (pull factors) dan faktor pendorong dari luar
negeri (push factors) mendorong derasnya arus masuk modal asing ke instrumen
rupiah, terutama SUN dan saham. Faktor-faktor domestik tampak pada fundamental
ekonomi yang kondusif, imbal hasil yang relatif tinggi dengan pergerakan
indikator risiko yang relatif stabil, dan ekspektasi currency gain di kalangan
investor. Faktor-faktor eksternal tercermin pada ketidakpastian dan lambannya
proses pemulihan krisis utang di beberapa negara di kawasan Eropa dan Amerika
Serikat yang terjadi di tengah masih tingginya ekses likuiditas global. Hal ini
juga berimplikasi pada penguatan lebih lanjut nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS.
Alasan: Sumber terbesar berasal dari derasnya
aliran masuk modal asing ke dalam instrumen saham dan surat utang baik
pemerintah maupun swasta, diikuti oleh penarikan pinjaman luar negeri sektor
swasta dan penarikan simpanan swasta dari perbankan di luar negeri. Selain itu,
aliran masuk PMA dan simpanan bukan penduduk pada perbankan domestik juga
mengalami peningkatan.
·
Triwulan III:
-
Diversifikasi
mitra dagang Indonesia mendorong kinerja ekspor di triwulan laporan tetap kuat
kendati laju harga komoditas utama ekspor melambat.
-
Pertumbuhan
ekonomi cukup tinggi, didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan
investasi. Perkembangan permintaan
domestik ini mendorong akselerasi pertumbuhan impor nonmigas.
-
Produksi
minyak yang meningkat dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang sedikit
menurun menyebabkan defisit neraca perdagangan minyak mengecil.
-
Gejolak
di pasar keuangan global akibat ketidakpastian penyelesaian krisis sovereign
debt di kawasan Eropa dan memburuknya perekonomian Amerika Serikat berimbas
pada perkembangan pasar finansial di emerging markets, termasuk Indonesia.
Derasnya arus keluar modal asing, terutama pada Agustus-September 2011, dari
pasar saham domestik dan Surat Utang Negara (SUN) serta besarnya Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) milik asing yang jatuh tempo menyebabkan tekanan defisit
pada transaksi modal dan finansial.
Alasan: Di tengah ketidakpastian yang tinggi
atas penyelesaian krisis utang di Eropa yang menyebabkan perlambatan ekonomi di
kawasan tersebut dan juga perlambatan ekonomi AS, kinerja neraca perdagangan
barang masih mencatat surplus. Bersama dengan surplus pada transfer berjalan,
surplus tersebut mampu melebihi defisit yang terjadi pada neraca pendapatan dan
neraca jasa, sehingga transaksi berjalan tetap surplus.
·
Triwulan IV:
-
Penurunan harga
komoditas dan perlambatan ekonomi dunia yang lebih dalam menyebabkan kinerja
ekspor nonmigas melambat.
-
Peningkatan permintaan
gas (khususnya LNG) untuk kebutuhan domestik, sementara di sisi lain terjadi
penurunan produksi gas akibat natural declining kilang tua (Bontang dan Arun)
yang belum dapat tertutupi dengan hasil peningkatan eksplorasi gas Tangguh, menyebabkan
ekspor gas menurun.
-
Kuatnya fundamental
ekonomi domestik dan prospek ekonomi yang baik mendorong arus masuk modal
investasi langsung tetap tinggi dan mendominasi struktur neraca finansial dalam
NPI.
-
Kestabilan pasar
keuangan domestik dengan imbal hasil yang masih menarik mendorong investasi
portofolio asing kembali masuk ke Indonesia sehingga mengurangi tekanan defisit
transaksi finansial, meskipun ketidakpastian penyelesaian krisis utang di Eropa
dan pelemahan ekonomi Amerika Serikat masih berlangsung.
Alasan: Kinerja NPI
tersebut terutama ditopang oleh tingginya harga komoditas dan cukup derasnya
aliran masuk modal investasi portofolio pada paruh pertama 2011. Namun
demikian, meningkatnya sentimen negatif akibat ketidakpastian ekonomi global
pada triwulan III 2011 menimbulkan tekanan negatif pada sisi neraca finansial
yang dipicu oleh derasnya aliran modal keluar dari investasi portofolio. Arus keluar transaksi
modal dan finansial berkurang setelah investasi portofolio asing mulai masuk
kembali dan investasi langsung asing serta penarikan utang luar negeri swasta
meningkat secara signifikan. Di sisi lain, surplus neraca perdagangan barang
berkurang akibat impor yang terus meningkat seiring dengan kuatnya permintaan
domestik, sedangkan ekspor justru menurun akibat permintaan dunia dan harga
komoditas yang melemah.
2012
·
Triwulan I:
- Perlambatan
ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas yang lebih dalam menyebabkan
kinerja ekspor nonmigas melambat.
-
Di
sisi lain, tingginya kebutuhan BBM dalam negeri di tengah peningkatan harga
minyak internasional memicu impor minyak menjadi lebih tinggi;
-
Persepsi
pasar yang positif terhadap perekonomian domestik menarik masuknya investasi
portofolio asing, terutama pada instrumen surat berharga berdenominasi valuta
asing.
-
Iklim
investasi yang kondusif dan kestabilan makroekonomi yang terjaga mendorong arus
masuk investasi langsung asing dan penarikan pinjaman luar negeri korporasi
tetap tinggi.
Alasan: Akibat mengecilnya
surplus neraca perdagangan barang seiring dengan impor yang terus meningkat di
tengah pelemahan ekspor. Surplus neraca perdagangan barang yang mengecil
tersebut tidak mampu menutupi defisit neraca jasa dan pendapatan. Kinerja NPI
triwulan I 2012 secara keseluruhan tidak terlepas dari pengaruh eksternal
berupa perlambatan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas ekspor,
sementara dari sisi domestik dipengaruhi oleh masih tingginya permintaan
domestik, produksi minyak yang lebih rendah, dan impor minyak yang lebih
tinggi.
·
Triwulan II:
- Meskipun
transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus yang signifikan,
jumlahnya tidak cukup untuk menutupi defisit transaksi berjalan sehingga
menimbulkan tekanan depresiatif terhadap nilai tukar rupiah.
-
Jumlah
cadangan devisa pada akhir Tw. II-2012 berkurang.
- Penurunan
cadangan devisa tersebut juga disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri
pemerintah yang sesuai dengan jadualnya memang lebih besar daripada triwulan
sebelumnya.
Alasan: Kondisi ini bersumber dari defisit
transaksi berjalan yang melebar akibat pelemahan permintaan global dan
penurunan harga komoditas ekspor yang terjadi di saat permintaan domestik tetap
kuat.
·
Triwulan III:
- Melambatnya
aktivitas perekonomian domestik pada Tw. III-2012 di tengah kondisi global yang
belum pulih telah mendorong perbaikan kondisi sektor eksternal Indonesia.
- Defisit
transaksi berjalan menyusut seiring dengan penurunan impor yang lebih besar
dibanding penurunan ekspor.
-
Sejalan
dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir Tw. III-2012 meningkat.
Alasan: Surplus transaksi modal dan finansial
meningkat akibat lebih tingginya aliran dana asing yang didorong oleh
kestabilan ekonomi domestik yang terjaga dan iklim investasi yang cukup baik.
Surplus transaksi modal dan finansial tersebut mampu membiayai sepenuhnya
defisit transaksi berjalan sehingga secara keseluruhan.
·
Triwulan IV:
-
Kondisi keseimbangan
eksternal Indonesia mengalami perbaikan pada triwulan IV-2012. Hal ini
tercermin pada surplus NPI yang meningkat.
- Untuk keseluruhan 2012,
pertumbuhan permintaan dunia yang melambat dan harga komoditas ekspor yang
menurun tajam di tengah permintaan domestik yang masih kuat dan konsumsi BBM
yang meningkat menyebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas menyusut dan defisit
neraca perdagangan migas melebar.
- Namun, defisit
transaksi berjalan ini dapat diimbangi oleh surplus transaksi modal dan
finansial yang meningkat pesat dibandingkan tahun sebelumnya.
Alasan: Kenaikan surplus
NPI tersebut terutama berasal dari surplus transaksi modal dan finansial yang
meningkat signifikan akibat berlanjutnya aliran masuk dana asing, baik dalam
bentuk investasi portofolio maupun investasi langsung. Arus masuk investasi
asing ini didorong oleh masih baiknya kinerja ekonomi domestik dan kepercayaan
investor yang tetap terjaga dengan baik, serta didukung pula oleh tambahan
likuiditas di pasar keuangan global yang berasal dari ekspansi moneter di
beberapa negara maju. Surplus transaksi modal dan finansial yang lebih besar
tersebut melampaui defisit transaksi berjalan yang kembali melebar akibat
memburuknya kinerja neraca perdagangan.
2013
·
Triwulan I:
- Surplus
neraca perdagangan non-migas menyusut karena impor, Memanfaatkan fasilitas
simpanan berupa instrument term deposite valas dan fasilitas lindung nilai
berupa instrument swap valas yang telah disediakan.
- khususnya
impor pada baku dan barang konsumsi meningkat sehubungan dengan konsumsi
domestic pada Triwulan I.
Alasan: Karena adanya perbaikan kondisi ekonomi dan keuangan gelobal serta
perlambatan permintaan domestic diharapkan dapat mendukung upaya pemulihan
keseimbangan eksternal Indonesia.
·
Triwulan II:
- Bauran
kebijakan yang diambil, didukung oleh kebijakan Pemerintah dibidang pembiayaan
fiksal, berhasil menguragi dampak negative, dari memburuknya nasib ekonomi dan
keuangan global terhadap Neraca pembayaran Indonesia (NPI)
- Faktor
musiman dan harga komoditas ekspor yang masih mengalami penurunan mendorong
kenaikan defisi transaksi berjalan ditengah gejolak pasar keuangan global, respon
kebijakkan Bank Indonesia dan strategi pembiayaan fiksal yang diterapkan oleh
Pemerintah tekah membantu mengemblikan surklus transaksi modal dan finansial.
Alasan: Karena gejolak dipasar keuangan global yang mulai mereda akan
mengurangi arus keluar investasi portofolio asing.
·
Triwulan III:
- Kondisi
ekonomi global yang relative membaik ditengah laju pertumbuhan ekonomi domestic
yang melambat mendorong perbaikan kinerja transaksi berjalan.
- Respon
kebijakan dan strategi pembiayaan fiscal yang diterapkan oleh Pemerintah
ditengah berbagai risiko dipasar keuangan global menopang kinerja transaksi
modal dan finansial.
- Neraca
pembayaran Indonesia mencatat defisit yang relative sama dengan triwulan
sebelumnya.
Alasan: Karena proses keseimbangan eksternal Indonesia diproyeksikan akan terus
berlanjut seiring perbaikan kondisi ekonomi dan keuangan global di tengah tren
perlambatan ekonomi domestic.
·
Triwulan IV:
- Penurunan
defisit transaksi berjalan terutama didukung oleh naiknya surplus neraca
perdagangan barang, yang bersumber dari bertambahnya surplus neraca perdagangan
non-migas dan menyempitnya defisit neraca perdagngan migas.
- Kenaikan
surplus transaksi modal finansial terutama didorong meningkatnya penarikan
pinjaman luar negeri swasta dan penarikan simpanan bank domestic diluar negeri,
yang sebagian ditempatkan dibeberapa intrumen.
Alasan: Karena diperkirakan pada 2014 akan lebih baik dan ditopang oleh
cadangan devisa yang meningkat. Didorong prospek perekonomian global yang
menguat ditengah perekonomian domestic yang diperkirakan masih melakukan
konsilidasi.
2014
·
Triwulan I:
-
Tren
perbaikan kinerja berjalan ketingkat yang lebih sehat terus belanjut.
- Impor
non-migas masih terkontraksi mengikuti moderasi permintaan domestik sebagaimana
tercermin dan menurunnya impor bahan baku dan barang modal.
-
Disisi
lain, membaiknya kondisis fundamental ekonomi Indonesia mendorong tingginya
minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Alasan: Perbaikan ini bersumber dari penurunan impor barang dan berkurangnya
defisit neraca jasa dan neraca pendapatan.
·
Triwulan II:
-
Kinerja
neraca pembayaran Indonesia membaik ditengah tekanan deficit transaksi berjalan
yang meningkat.
-
Membaiknya
kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi moal dn finansial yang mencatat
peningkatan surplusyang signifikan dibandingkan dengan triwulan I-2014 sehingga
dapat membiayayi sepenuhnya defisit transaksi berjalan melebar sesuai pola
musimnya.
-
Meskipun
mengalami peningkatan defisit dibanding triwulan sebelumnya, kinerja transaksi
triwulan II-2014 berjalan lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Alasan: Karena perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama ditopang
oleh kenaikkan surplus neraca perdagangan non-migas seiring penurunan impor mengikuti
pelemahan permintaan domestiC.
·
Triwulan III:
-
Defisit transaksi
berjalan menurun ditopang oleh kebijakan stabilisasi yang ditempuh oleh Bank
Indonesia dan Pemerintah.
-
Sementara itu,
kepercayaan investor yang masih positif terhadap prospek ekonomi Indonesia
mendorong aliran masuk modal asing yang tetap kuat.
-
Dengan perkembangan
tersebut, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) menunjukkan kinerja yang semakin
baik sejalan dengan proses penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih seimbang dan berkesinambungan.
Alasan: Proses pemulihan keseimbangan eksternal di Indonesia, yang
tercermin pada defisit transaksi
berjalan
dengan
membaik, diperkirakan berlanjut pada triwulan IV-2014.
·
Triwulan IV:
-
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2014 mencatat surplus yang diterima.
-
Di tengah proses pemulihan global yang lebih lambat dari perkiraan,
kinerja transaksi
berjalan membaik.
-
Sementara itu, persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi
Indonesia dan imbal hasil yang tetap menarik mendorong aliran masuk modal asing
yang cukup besar dan mampu membiayai defisit transaksi berjalan.
Alasan: Proses
perbaikan keseimbangan eksternal Indonesia yang tercermin pada struktur NPI
yang lebih sehat diperkirakan akan terus berlanjut sejalan dengan bauran kebijakan
moneter dan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia serta langkah
reformasi fiskal Pemerintah.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Neraca pembayaran merupakan suatu
ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan
barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi
atas neraca transaksi berjalan dan
neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Tujuan utama neraca pembayaran yaitu
untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangannya,
khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi dengan negara
lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang
moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar